Saya semakin prihatin dengan kondisi bangsa akhir-akhir ini. Membuat saya geram namun hanya bisa mengelus dada. Organisasi paramiliter terutama Front Pembela Islam (FPI). Meskipun mengaku bukan underbouw salah satu partai atau oknum yang kebenaran statemennya bisa diperdebatkan melihat imunitas FPI terhadap hukum selama ini. Mereka (FPI) dengan pethentang-pethenteng bak menggantikan peran polisi. Bahkan lebih cocok seperti preman, kalau boleh dikatakan seperti itu. Main pukul seenaknya jika ada yang tidak sepaham dengan mereka.
Atau mungkin anda mau statemen yang lebih radikal, FPI telah ‘menuhankan’ diri menurut saya dengan mengkafirkan, bahkan juga pada sesama muslim. Padahal kafir atau tidak, surga atau neraka. Itu semua adalah hak prerogatif Allah SWT. Saya bukan tidak setuju dengan faham, aliran, atau tujuan organisasi (terserah apa istilah yang cocok) yang mereka usung. Saya hanya benci dengan cara mereka dalam menyikapi perbedaaan. Saya tetap merasa menjadi muslim, meskipun saya tidak berkoar-koar Allahu akbar sambil memukuli orang lain. Bahkan di lain waktu mencaci dengan kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan oleh seorang muslim seperti (maaf), babi.
Coba anda tengok sejarah hidup Rasulullah. Adakah dia pernah bertempur sambil berteriak-teriak mencaci maki musuhnya?
Menurut pemahaman pribadi saya, ketakwaan tidaklah diukur dari seberapa banyak orang mendengar kita berteriak allahu akbar yang menurut hemat saya justru berbuah riya’. Jadi mohon maaf sebelumnya kalau ada yang tersinggung. Saya harus tetap jujur berdasarkan kata hati saya. FPI bukanlah bagian dari Islam yang saya anut. Terserah kalau mereka mengkafirkan saya. Saya tidak perduli. Kalau FPI mengklaim punya 11 juta massa di Indonesia. Saya justru mempertanyakan hal itu. Mungkin hanya statement untuk menakut-nakuti agar tidak ada yang mengganggu eksistensi mereka. Atau meraka mungkin tidak tahu definisi massa dalam artian sebenarnya. Lha wong yang organisasi yang punya massa besar dan tidak diragukan loyalitasnya saja tidak sok. Terakhir, FPI harus mau untuk berbenah diri untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah karena justru menimbulkan masalah baru. Terus terang saya ikut malu sebagai seorang muslim atas apa yang mereka perbuat selama ini. Apalagi mereka selalu mengatasnamakan islam. Sebuah agama yang terlalu suci untuk pribadi-pribadi yang penuh dengki. Kalau mereka selama ini selalu beralasan institusi kepolisian-lah yang tidak berjalan sebagaimana mestinya hingga mereka terpaksa turun langsung menghancurkan kemaksiatan. Mengapa tidak mempraperadilankan oknum atau bahkan institusi kepolisian. Jika kemudian alasan mereka tidak mempra-peradilankan kepolisian karena ‘keadilan’ tidak pernah didapat dari sebuah proses hukum. Sekali lagi mereka tetap tidak dapat dibenarkan. Kemudian apa gunanya ada aparat penegak hukum jika semua warga negara, termasuk sipil. Dengan seenaknya sendiri bertindak sebagai hakim yang bisa begitu saja membenarkan atau menyalahkan sesuatu dengan sudut pandang mereka sendiri. Apagunanya ada pemerintah jika rakyat dengan semaunya sendiri bertindak melecehkan dan berperan menjadi apa yang mereka mau. Kadang polisi, lain hari jaksa, lain waktu hakim, pengacara, bahkan di kesempatan lain bertindak sebagai pemerintah. Jika mereka (FPI) belum bisa berbenah. Tidak berlebihan rasanya apabila saya berharap FPI dibubarkan saja. Tetapi di lain pihak, saya tidak pernah dan tidak akan berharap. Mereka dibubarkan oleh seseorang, sekelompok massa, atau oleh organisasi apapun. Pembubaran sebuah organisasi adalah kewenangan dari otoritas yang mempunyai hak untuk melakukan hal tersebut berdasarkan proses hukum. Hal itulah yang bisa saya banggakan (paling tidak untuk saya sendiri). Karena hal itulah yang menurut saya, membedakan saya dengan mereka.
Oleh : nandar wibisono
pelan2 mas,, sabar..ntar darah tingginya naik lagi loh...(he2x)
BalasHapuswell,
it's just an opinion,
ada muslim yang maybe merasa terwakili,,
ato mungkin ada juga yang tidak.
yup,
MUNGKIN bener,
MUNGKIN salah.
intinya, terlepas kelakuan baik buruknya Front Pembela Islam (FPI),sebagai saudara haruslah saling mengingatkan tentang kebenaran dan kesabaran!
Regard
PED'01
G ada manusia bernilai 10 di dunia ini,
BalasHapusRosul saja (Sollu 'alan Nabi) disucikan oleh Allah SWT.
Perjuangan selalu jatuh bangun,
Di satu sisi merasa benar dengan pola pikirnya,
belum tentu di mata orang lain.
Atas dasar apa paradigma itu dibangun,
dari manakah ide itu berasal,
Kepada siapa diperuntukkan,
Sesuaikah dengan tuntutanNya,
Bukankah sesama muslim komplemen satu tubuh terhadap yang lain,
Kewajiban kita sbg muslim saling mengingatkan,
bukan terjebak dalam perpecahan dan separatisme.
Mari capai kemuliaan,
Selamat berjuang kawan! :-)