Judul: Untuk Negeriku
Penulis: Mohammad Hatta
Penerbit: Penerbit Buku Kompas (PBK)
Terbit: 14 Februari 2011
Tebal: 808 Hal
Menurut Bung Hatta, ada dua pencapaian yang paling berarti sepanjang hidupnya. Pertama, saat ia menjadi salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Kedua, saat mewakili bangsa Indonesia menerima penyerahan kedaulatan Indonesia di Belanda pada 27 Desember 1949.
Inilah buku kisah perjalanan hidup dan perjuangan Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Mohammad Hatta, sejak masa kanak-kanak hingga ke periode puncak kematangan pemikiran dan kegiatan politiknya.
Dibagi dalam tiga jilid:
Jilid I berisi cerita tentang keluarga dan masa kecil Bung Hatta sampai ia menuntaskan studi di Handelshogeschool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, 1930.
Jilid II berisi kisah perjuangan Bung Hatta di Tanah Air sampai ia ditangkap dan dibuang ke Digul dan Banda, hingga 1942.
Penulis: Mohammad Hatta
Penerbit: Penerbit Buku Kompas (PBK)
Terbit: 14 Februari 2011
Tebal: 808 Hal
Menurut Bung Hatta, ada dua pencapaian yang paling berarti sepanjang hidupnya. Pertama, saat ia menjadi salah seorang proklamator kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Kedua, saat mewakili bangsa Indonesia menerima penyerahan kedaulatan Indonesia di Belanda pada 27 Desember 1949.
Inilah buku kisah perjalanan hidup dan perjuangan Pahlawan Proklamator Kemerdekaan Mohammad Hatta, sejak masa kanak-kanak hingga ke periode puncak kematangan pemikiran dan kegiatan politiknya.
Dibagi dalam tiga jilid:
Jilid I berisi cerita tentang keluarga dan masa kecil Bung Hatta sampai ia menuntaskan studi di Handelshogeschool (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, 1930.
Jilid II berisi kisah perjuangan Bung Hatta di Tanah Air sampai ia ditangkap dan dibuang ke Digul dan Banda, hingga 1942.
Buku Jilid III berisi catatan tentang peran Bung Hatta dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan kisah perjuangan diplomatiknya, yang berpuncak di Konferensi Meja Bundar, akhir 1949.
Buku yang ditulis sendiri oleh Bung Hatta menjelang wafatnya pada 1980. Isinya amat layak dikaji kembali sekarang ini, masa di mana kian banyak orang meragukan kompatibilitas antara nasionalisme dan globalisasi yang terus bergulir kian cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar