Google Search Engine

10.09.2008

Jalan Pintas Menggapai Surga

Penulis rasa, komunitas muslim (termasuk penulis) sekarang ini sudah keblinger. Cara berfikir, sudut pandang dalam menyikapi hubungan vertikal dengan sang Pencipta maupun sosial adalah dengan menggunakan pendekatan surga neraka alias terkesan biner.
Artinya ketika kita melakukan perintah dan menjauhi larangan yang digariskan sang Pencipta, patokan kita hanyalah agar kita masuk surga dan diselamatkan dari api neraka. Berangkat dari keterpaksaan-kewajiban, bukan atas dasar kecintaan-rasa syukur.

Lihat saja apa yang terjadi pada saat bulan ramadhan kemarin di Pasuruan. Zakat yang sejatinya merupakan ikhtiar untuk melaksanakan perintah Allah dan bentuk kepedulian sosial yang penulis bahami bahwa zakat adalah pemberian yang harus kita berikan sampai pada subyek dengan posisi keaktifan pada si pemberi zakat dan bukannya penerima zakat yang harus berbondong-bondong ke tempat si pemberi zakat. Yang tentunya juga berpotensi mengundang riya’ dalam hati si pemberi zakat itu sendiri. Pada akhirnya zakat tersebut malah membuat kesengsaraan baru bagi kaum dhuafa. Zakat yang esensinya untuk penanggulangan kemiskinan. Kemudian hanya sekedar menjadi ritual, pemusnah kewajiban bahkan kadang-kadang digunakan sebagai pencitraan, hegemoni kekayaan seseorang atas orang-orang kaya lain dilingkungan sekitarnya. Idiom sederhananya “saya ini dermawan, saya menjalankan apa yang dianjurkan oleh Allah SWT. Yang penting saya dapat pahala banyak atas kedermawanan saya. Saya tidak perduli proses dari sedekah yang saya dermakan atau apakah uang yang saya dermakan sanggup mengentaskan orang-orang di sekitar saya dari kemiskinan , saya hanya perduli sekaligus mengharap pahalanya agar saya nanti masuk surga.
Berangkat dari stigma yang salah dalam menafsirkan definisi zakat tersebut. Perann aktif lembaga pengumpul zakat, infaq, shadaqah, dan bentuk amal lainnyalah yang harus membantu pengkoordiniran amal untuk disalurkan dan memberikan pendidikan sosial. Bahwa apapun bentuk amal yang dianjurkan maupun diperintahkan oleh Allah, tidaklah sempit dalam artian hanya agar manusia mendapatkan surga yang Allah janjikan. Tetapi lebih luas daripada itu. Amal dimaksudkan oleh Allah SWT sebagai sarana pemerataan kesejahteraan semua umat manusia. Amal adalah kombinasi riil dari hubungan vertical dan horizontal manusia yang harus seimbang. Allah menjanjikan surga hanya sebagai pelecut bagi kita semua sebagai reward atas ketakwaan kita. Jauh lebih besar dari itu, Allah menginginkan semua umat manusia saling mencintai, saling membantu, tidak kehilangan empati terhadap sesama ciptaanNYA

2 komentar:

  1. aq mah gak ngurus surga ma neraka, yang penting ikhlas n gak ngerugiin orang lain. selesai urusan deh...

    BalasHapus
  2. udah ngisi komentar kok ga bisa di post tadi ya? malah ilang tuh komen... hiks... padahal dah nulis panjang lebar :((

    BalasHapus