Penulis: Emha Ainun Nadjib
Penerbit: Progress
Tahun: 2009
Tebal: 227 Hal
Konsistensi adalah barang langka di negeri ini. Barangnya langka karena manusianya juga langka. tapi syukurlah, masih ada Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) sebagai salah satu dari sedikit manusia-manusia konsisten itu.
Kata dan perbuatan menunujukkan konsistensi beliau. Untuk tetap berada di pojok sejarah. Tidak menjadi sorotan, tetapi tetap menjadi bagian-bahkan ikut merubah sejarah, meski dari sudut terpencil. beliau hanya ingin berada dekat dengan rakyat. ikut merasakan penderitaan kaum marjinal yang terpinggirkan oleh kekuasaan.
Mungkin kaum generasi muda sekarang tidak terlalu mengenal Cak Nun, alasan itu pulalah yang melatarbelakangi cetak ulang buku ini. Hanya korban lumpur Sidoarjo, tukang becak, cangkrukan warung kopi, dan sedikit pengikut jamaah wiridnya lah yang merasakan langsung. Peran Cak Nun untuk membangun pemahaman di di kalangan rakyat.
Menyuarakan jeritan rakyat, hingga menantang pembalakan hutan oleh cukong-cukong di pedalaman hutan seantero nusantara. Buku ini merekam kembali, Efektifitas peran beliau. Semasa Orde baru beliau dengan sangat kritis bersuara tepat pada saat semua diam.
Tulisan-tulisannya yang menyoal ketidakberesan, ketidakwajaran membuat pemerintah kalang kabut-kebakaran jenggot. namun saat reformasi bergulir, pemerintahan berganti tetapi kekuasaan tetap berselingkuh dengan uang, mengabaikan rakyat.
Cak Nun turun (kembali) ke bawah. kembali ke pojok sejarah. Bahu-membahu mencari solusi atas pelbagai masalah yang menjerat di tengah-tengah masyarakat. Dengan aktualisasi nilai-nilai langsung. Bukan sekedar wacana-layaknya pemerintahan saat ini.....
Sungguh sebuah buku yang banyak menentukan cara berfikir dan cara memilih kehidupan bagi saya.
BalasHapusbuku yang luar biasa. Salam hangat, salam literasi dari bungatrifolia.blogspot.com
BalasHapus