Judul Buku: Biografi Gus Dur (The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid)
Penulis: DR.Greg Barton
Penerbit: LKiS
Tahun: 2003
Tebal: 516 Hal
Setelah buku biografinya dalam Bahasa Inggris yang diluncurkan pada Februari 2002, awal Juli 2003 yang lalu Gus Dur meluncurkan buku biografinya dalam edisi alih Bahasa Indonesia. Buku tersebut ditulis oleh Dr. Greg Barton seorang senior lecturer di Deakin University Australia yang sangat aktif melakukan studi tentang Islam di Indonesia sejak awal 90-an.
Perkenalan Barton dengan Gus Dur terjadi kira-kira di akhir dekade 80-an, dan sejak tahun 1990 Barton paling tidak telah menghasilkan beberapa buku yang berbobot tentang dunia Islam di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama, Traditional Islam and Modernity tahun (bersama dengan Greg Fealy, 1996), Gagasan Islam Liberal: Telaah terhadap Tulisan-tulisan Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib dan Abdurrahman Wahid, 1968-1980, Difference and Tolerance: Human Rights Issues in Southeast Asia (1994), dan Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President (2002).
Selain itu ia juga sangat produktif dalam menulisan makalah atau paper yang terkait dengan studi Islam di Indonesia yang telah ia publikasikan di forum-forum internasional.
Dalam penyusunan Buku GUS DUR: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid, Barton sempat menjadi tamu dan menyertai acara-acara penting selama lebih kurang tujuh bulan dari dua puluh dua bulan pemerintahan Gus Dur. Selama melakukan riset panjangnya, acapkali Barton terlibat secara intensif dalam banyak kegiatan Gus Dur, yang terkadang melibatkan perasaan dan emosinya sebagai sahabat, namun justru ini yang menjadi daya pikat buku ini sekaligus membedakannya dengan penulis-penulis biografi manapun.
Sebagai salah satu sahabat dari Gus Dur dan seorang ilmuwan, Barton berhasil memberikan pandangan ilmiahnya sehingga mampu memberikan cakrawala dan perskpektif yang mendalam secara lebih sederhana, layaknya seorang sahabat untuk memerikan sosok Gus Dur yang sangat multidimensional, baik dari sisi humanis, pluralis, demokrat tulen, budayawan, agamawan, dan sebagai seorang intelektual terkemuka.
Dalam menyusun buku biografi ini Barton membaginya dalam beberapa yang bagian yang di susun secara kronologi historisi dari sebagian perjalanan hidup Gus Dur yang ia batasi hingga akhir tahun 2001, yakni saat masa lengser dari kursi kepresidenan RI.
Bagian dari buku Biografi ini terdiri atas:
Bagian Pertama Pesantren dan Keluarga
Dibesarkan di Pesantren dan perpolitikan 1940 1963
Islam di Indonesia: Modernis dan Tradisionalis
Bagian kedua Terbenturnya Seorang Intelektual
Kairo dan Bagdad, dan Eropa 1963 – 1971
Pesantren dan Reformasi 1971 – 1982
Bagian Ketiga Islam dan Modernitas
Gus Dur dan Islam Liberal
Di Ambang Perubah 1982 - 1984
Bagian Keempat Masyarakat Sipil dan Islam
Reformasi dan Kontroversi 1984 – 1990
Mendorong Batas 1990 – 1994
Bagian Kelima Politik dan Pembaharuan dan Kepresidenan
Bertarung dengan Soeharto 1994 – 1998
Islam Politik dan Pemilu 1998 – 1999
Bulan Madu yang singkat 1999 – 2000
Pertarungan Rezim dan Pertarungan untuk bertahan hidup 1999 - 2001
Berdasarkan pada isi buku ini sangat layak untuk dijadikan pegangan dan referensi mengenai pandangan-pandangan Gus Dur. Barton telah berhasil menjelaskan berdasarkan pada kontekstual yang tepat, yang kerap tidak diketahui oleh pers maupun khalayak umum, serta menjelaskannya masalah-masalah secara gamblang, baik sebagai Gus Dur pribadi yang visioner, pemimpin PBNU pada masa-masa sulit, Presiden RI ke-4, hingga masa kejatuhan pemerintahannya.
Dalam salah satu dari bagian kelima dari tersebut, catatan kritis yang sempat di simpulkan oleh Greg Barton terutama berkaitan dengan pemerintah Gus Dur, di antaranya adalah pengharapan masyarakat yang berlebihan –inflated exception, Lawan-lawan politik yang hebat –formidable opponent, Pemerintahan sipil –civil society yang lemah, pers yang berpihak, Kekurangan dukungan politik –lack of politics, tidak solidnya gerakan reformasi –a divided reform movement, Dukungan yang tidak utuh dari sebagian kelompok Islam sebagai oposisi –Islamic used to spearhead opposition, Konstitusi yang tidak demokrasi –the absence of a democratic constitution, aparatur negara yang tidak mendukung –a belligerent of state apparatus, tidak berfungsinya hukum –a dysfunctional legal system, para penjual negara aset negara dan pelaku kejahatan yang teroganisir –a retainer state in partnership with organized crime, tokoh tentara nasional aktif yang tidak mendukung –an antagonistic military.
Tentunya pada bagian lainnya juga tidak kalah menariknya, dan tentu ada baiknya bila pembaca juga menyempatkan diri untuk membaca dalam versi aslinya dalam Bahasa Inggris.
diambil dari: www.wahidinstitute.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar